skripsi

Latar Belakang : Indonesia menempati urutan kelima di dunia sebagai negara dengan penderita Diabetes Melitus (DM) terbanyak. Komplikasi tersering yang terjadi pada pasien DM adalah neuropati diabetik yang umumnya menyerang saraf perifer di ekstremitas. Risiko yang dapat terjadi akibat neuropati diabetikum yaitu luka yang tidak kunjung sembuh hingga amputasi. Tes monofilamen merupakan tes yang sederhana dengan sensitifitas yang baik untuk memprediksi risiko terjadinya ulkus diabetikum. Pasien dengan kadar HbA1c >7% berisiko 2 kali lebih tinggi mengalami komplikasi sehingga penting untuk mengontrol gula darah. Tujuan : Mengetahui hubungan antara kadar HbA1c dengan kejadian neuropati diabetikum pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Waled. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Data didapatkan melalui tes monofilamen dan rekam medik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 77 orang yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Uji analisis dilakukan menggunakan uji korelasi spearman. Hasil : Hasil uji korelasi spearman menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p value 0,000) antara kadar HbA1c dengan kejadian neuropati diabetikum dengan kekuatan korelasi kuat dan arah korelasi positif (r = 0,557). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan kejadian neuropati diabetikum pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Waled, semakin tinggi kadar HbA1c maka semakin tinggi risiko mengalami neuropati diabetikum.

Kata Kunci : kadar HbA1c, neuropati diabetikum, diabetes melitus tipe 2